SELAMAT DATANG...SELAMAT BERJUANG !

Tiada kata Jera dalam Perjuangan.

Total Tayangan Halaman

Rabu, 01 Juni 2011

Negeri yg di-Mandulkan = Negeri Homoseks, dimana Kesaktian Pancasila ?




SMS dan reaksi emosi Presiden SBY ? bila kita lihat realitas senyatanya negeri kita, praktek penyelenggaraan negara ~ Pemerintahan, Dpr & Penegakan hukum, benar benar menunjukkan situasi yang sangat sangat memprihatinkan, bahwa Indonesia kini sebenarnya sudah menjadi negeri yang dimandulkan, negeri yang dikuasai oleh para homoseksual.

Pengertian homoseksual yang sesungguhnya, tidaklah sesempit hanya pada manusia sejenis kelamin yang saling menyukai ~ atau kasarnya yang saling penuh gairah seks antar sejenis kelamin.

Dalam konteks kenegaraan, hampir penyelenggara negara, mulai eksekutif, legislative dan yudikatif sudah dikuasai para homoseks meluas massif berjamaah yang “saling menyukai penyimpangan / pengingkaran nilai-2 mulia (benar, baik, halal) dan etika (tahu diri, malu, tepati amanat / janji atau sumpah)”. Mereka saling menyukai gairah suap, gratifikasi, skandal, manipulasi, bohong, khianati keadilan hingga khianati konstitusi mendasar ~ UUD’45 dan Ideologi Negara, Pancasila. Mereka sudah sangat menyolok, bertahta, berkuasa, berlimpah harta, uang dan foya-2.

Kemandulan yang maha dahsyat terjadi menyeluruh (meski belum 100%) di seluruh Sistem Kenegaraan (Trias Politika) dan dalam sistem demokrasi. Puncak pe-mandulan yang amat sangat hebat menyolok adalah usaha “penyodomi-an” Mahkamah Konstitusi dengan gratifikasi (suap) oleh Nazaruddin~Bendahara (mesin uang P.Demokrat) yang menjadi parpol penguasa, yang telah sangat jelas berperan sistemik terhadap akses dan mesin pencetak logistik terhadap “asset asset negara, konsesi, penempatan jabatan di Pemerintahan maupun BUMN, Alokasi APBN ~ proyek2 besar berlimpah uang” yang bernilai RIBUAN TRILYUN.

Sebenarnya, Indonesia sebagai Negara hukum, Indonesia harus menjaga diri alat vital sebagai ksatria (macho) dalam penegakan hukum, sehingga bisa setegas-tegasnya dalam menegakkan keadilan (Laki-Laki yg TEGAS), menjaga kehormatan, menjaga kebenaran dan momvonis kesalahan / kebejatan. Namun, alat vital ini kini sudah letoy bahkan hampir sirna ~ menampakkan menjadi homoseks. Membela yang salah, memvonis yang benar, mengingkari keadilan, ingkar janji / sumpah dan ingkar amanat rakyat dengan segala kebohongan !

Mereka sudah sangat menyolok, bertahta, berkuasa, berlimpah harta, uang dan foya-2. Mereka saling menikmati uang najis, uang nanah, buta mata hati intelektual dan sejatinya ingkar sesungguhnya terhadap nilai nilai mulia Agama, ingkar nilai luhur Pancasila, khianat konstitusi dasar UUD’45 dan saling bergumul dalam kenikmatan sesame-sebagai pembejat, sebagai sesungguhnya homoseks.

Dimanakah kesaktian Pancasila ? Jika rakyat ikut mandul, ikut jadi homoseks dan hanya terlena apalagi puas oleh tetesan "nanah nanah najis" (uang recehan, indomie, kaos, terlena pencitraan semu, jadi pion / mata mata, jadi underbow murahan) dan berdiam diri terjajah, maka Sejatinya Pancasila kian jadi fossil sejarah. Tiada Kesaktian !

IKK, 1 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar