SELAMAT DATANG...SELAMAT BERJUANG !

Tiada kata Jera dalam Perjuangan.

Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 April 2009

Siapakah SEJATINYA Preman di Indonesia ? (Preman JALANAN atau BIROKRASI Ruwet ???)





Siapakah sejatinya preman di Indonesia ?? pertanyaan tsb menggugah kita semua, mengingat digelarnya operasi penangakapan preman oleh Polisi di berbagai pasar, mall, toserba, terminal, jalan, tempat hiburan dlsb. Nah kita kaji sejenak 2 (dua) tipologi preman yang kita temui disekitar kita sbb:

I. PREMAN JALANAN:
ini biasanya kita temui pemuda/ lelaki dengan wajah kusam, bertato, yang beroperasi di jalan, dan tempat-2 umum. Mereka beroperasi mencari nafkah sebagai tukang parkir,calo timer angkutan umum, atau hanya nongkrong-nongkrong di emperan toko, mall, terminal, stasiun dlsb. Modal yang mereka miliki adalah "dirinya dan keberanian/kelebihan " dan grup teman-2nya, jadi tidak bermodal dengan perlengkapan usaha atau kerja. Namun alat yg biasa dibawa adalah senjata (tajam bahkan senpi). Jadi seperti usaha "jasa" atas peran dirinya sebagai tukang parkir, timer angkutan, pembawa barang, atau sekadar "malak" bahkan hingga "nodong, nyopet hingga ngerampok"...apabila situasi memungkinkan (jalan sepi, terjepit.

Preman biasanya hidup berkelompok, hasil yang diperoleh ada dibagi dengan anggota kelompoknya, atau ada yang untuk dirinya (kalau dia beroperadi sendiri). Hasil yang mereka peroleh hari itu, adalah untuk makan (hidup) hari itu. Tiada yang ditabung, boro boro di investasikan. Preman adalah peluang dan lapangan kerja yang terakhir dan terbuang ("the lost & last rsources of job)....yang pada umumnya dimasuki kalangan muda (usia 35 tahun kebawah), tapi ada juga yang berusia 35 th keatas, pada umumnya dari kalangan penganggur. Ada juga penganggu karena malas atau sudah ikut larut (terjebak) dengan teman-teman.Penghasilan parkir misalnya, Mobil Rp.1000-2.000, Motor:Rp.500-1000.

Keberadaan mereka ditempat-2 umum, ada yang meresahkan ada juga setengah meresahkan ada juga yang baik-baik, karena wajah mereka yg kusut, cara meminta "uang jasa" mereka ada yang memaksa +membentak bahkan mengancam. Mereka melakukan dengan cara itu karena mereka menganggap sebagai "yang megang wilayah/ atau sebagai penguasa/ atau jagoan" ditempat itu.

Nah, mengingat jumlah kemiskinan di Indonesia mencapai 104 juta jiwa (definisi Bank Dunia th 2005 dg tingkat penghasilan US$ 20 per hari) dan penganggur terbuka melebihi 40 juta jiwa, maka dunia preman adalah peluang "usaha mencari uang" yang mudah dimasuki, karena tanpa modal, hanya dirinya tubuhnya & kebereniannya. Umumnya berlaku adegum: pribumi atau penghuni sebagai penguasa wilayah setempat. Mengingat dunia preman adalah dunia keras, berbagai resiko tiap saat bisa dihadapi: konflik, berantem, berkelahi, tawuran...dengan resiko ditangkap Polisi hingga resiko luka berat bahkan tidak jarang ....kematian.

Dengan jumlah pengangguran yang menghawatirkan mencapai 40 juta jiwa lebih, dan sikon perekonomian yang dilanda Krismon dan kini Krisis Global, maka dunia preman perlu ditekan agar jumlah dan keberadaannya tidak meresahkan atau menjadi benalu masyarakat dan mengganggu citra Indonesia yang dapat menganggu iklim Investasi atau destinasi Pariwisata ...dengan operasi Penjaringan & Penangkapan Polisi.

2. PREMAN SISTEMIK: BIROKRASI !!

Paradigma baru dalam peradaban & demokrasi pasca Reformasi, kini peran Pemerintah Pusat mulai beralih menjadi peran dan kewenangan Pemerintah daerah. Pemerintah Pusat masih memegang kendali atas "berbagai prosedur birokrasi dan perizinan" yang memang menjadi kewenangannya. Misalnya: perizinan sertifikasi tanah seluas 5 ha keatas, konversi hutan, perizinan Investasi Asing, pemberian izin HPH dlsb. Nah kini berbagai perizinan dalam "berusaha: mulai mendirikan bangunan, usaha dagang, cabang dlsb" mulai diberikan kepada Pemerintah daerah. Bahkan perizinan tertentu (Izin Domisili, TDP) sudah menjadi kewenangan Camat & Lurah.

Sejatinya, peran "birokratisasi" dalam setiap aspek "kehidupan & usaha" di Indonesia kini sudah diibaratkan memasuki fase "premanisme sistemik" baru bagi kehidupan dan usaha masyarakat ! Contoh: dalam Izin Mendirikan Bangunan (IMB), sudah menjadi rahasia umum di Indonesia: untuk memperoleh IMB betapa sangat SULIT...dan beaya Retribusi resmi yang dikeluakan bisa 5 hingga 6 kali lipat !. Misalnya retribusi resmi Rp2 juta,,,realisasinya bisa Rp.10 juta. Contoh lain Pemerolehan Sertifikasi Tanah oleh BPN: Prosedurnya ...ruarrr biasa rumit, prosesnya ruarrr biasa lamaaa, biaya: ruarrr biasa tidak terukur ! Begitu juga dalam pemerolehan Izin Domisili yang kini dipegang Camat dan Lurah: menjadi lahan "Premanisme" sistemik yang maha sangat sulit ! ***Enggak bisa dibayangkan: SEBUAH CABANG BUMN saja (yang notabene Perusahaan Pemerintah..berplat Merah)..juga dipermainkan oleh Camat dan Lurah dalam memperoleh izin Domisili. Biaya yang harus dikeluarkan: bisa 15 hingga 25 kali lipat !!.
Bahkan kini: surat keterangan Lurah, misalnya: tidak sengketa atau surat keterangan tanah untuk kegunaan IMB, apalagi dijual...dipremani !! Apalagi perizinan yang berbau "uang Investasi"... seperti Kuasa Penambangan, Izin Industri, Izin investasi Propertu, hotel resort dlsb...dipremani !.

Dalam mengatasi masalah dunia seperti Global Warming pun: yakni Carbon Credit, yakni bantuan luar negeri untuk membangun hutan di Indonesia...yang konon nilainya USD 50 per pohon, dipremani hingga hanya diterima USD 15 per pohon oleh Berbagai Institusi hingga Kehutanan !! Tidaklah mengherankan jika kita melihat campaign untuk atasi Global Warming di Indonesia: seperti hangat-hangat tai Ayam !! karena seperti anak ayam yang teriak-teriak kehilangan induknya ! Ediannnnnn!!

Keberadaan Preman Sistemik birokrasi: memeperoleh perlindungan hukum karena mereka berwenang, mereka menjadi "Jaringan Sistemik yang Terkait/Terintegrasi" dalam suatu usaha/ kehidupan. Mereka seperti Jaringan Benang Sangat Kusut yang makin menjadi "Kanker Peradaban Indonesia". Preman sistemik memperoleh "uang haram" dari palakan..bukan sekedar untuk Makan...tetapi sudah menjadi "SUMBER PEMERKAYAAN". Mau liat langsung ????: Coba Kunjungi Dinas Tata Kota, BPN, bahkan hingga Lurah dan Camat !. Hingga ekonom Pembangunan De Soto dari Peru berkesimpulan: Sumber dari segala sumber Sulitnya menghilangkan kemiskinan di negara berkembang adalah : Birokrasi Pemerintah !! Bahkan dia sudah pada kesimpulan akhir: Birokrasi adalah sumber Pemiskinan Sistemik di Negara Berkembang, termasuk Indonesia !!!!!


III. SILAHKAN MENJAWAB : Siapakah SEJATINYA PREMAN di Indonesia ?? Ayo: Komisi Kepolisian, Polisi dan KPK : Jaring, Tangkap dan Penjarakan Sejatinya Preman tersebut..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar