SELAMAT DATANG...SELAMAT BERJUANG !

Tiada kata Jera dalam Perjuangan.

Total Tayangan Halaman

Kamis, 16 Desember 2010

Menyapa Adhie Massardi. Jika Gorbachev MUNDUR antara ADI DAYA,apakah SBY MUNDUR antara Demokrasi dan Monarki.


Hai sobatku,salam untukmu,terimalah simpatiku untuk sebuah Komitmen seorang Adhie Massardi .

"Pesan Gorbachev" mundur di Tahun ke 7 :

"Tapi di bawah kepemimpinan Gorbachev yang santun itu, ekonomi Uni Soviet luluh lantak bak disapu tsunami. Ketidakpuasan rakyat dinyatakan dengan demonstrasi di mana-mana. Akhirnya pada tahun ke-7 kekuasaannya, tepatnya pada 25 Desember 1991, Gorbachev pun mundur dari kursi kepresidenan".

Bagaimana nasib Gorbachev?

"Sejarah mencatat nama Gorbachev sebagai presiden terakhir Uni Soviet. Sebab kehancuran ekonomi nasional dan kerusakan struktur politik akibat lemahnya kepemimpinan Gorbachev, tak kuasa menopang bangunan negara yang pernah menjadi saingan Amerika Serikat dalam banyak hal itu". http://www.facebook.com/notes.php?drafts&id=100000225367933#!/notes/suara-rakyat/gorbachev-pun-mundur-di-tahun-ke-7/10150341552505487

Lahir 2 Maret 1931

Stavropol, kemudian Rusia SFSR, kini Federasi Rusia Kebangsaan Rusia

Partai politik Partai Komunis Uni Soviet (1950-1991)

Partai Sosial Demokrat Rusia (2001-2004)

Suami/Istri Raisa Gorbachyova.

Lalu bagaimana nasib SBY ?.

-Tsunami Century,diantara ketidakpastian (topeng kebobrokan Penguasa dan tarik ulur kekuatan Politik).

Sosok santun ini terkenal JUJUR betapa tidak dalam laporan kekayaan sang Calon Presiden pada saat itu hanya kurang lebih 7 Milyard dibanding dengan Sang Primadona Kasus Pajak (GAYUS) yang secara nominalnya mencengangkan 105 Milyard.Banyak hal yang RAKYAT catat pada saat Kampanye Slogan "Berantas KORUPTOR",tak terbendung lagi 62 % rakyat memilih sang Presiden (terlepas hasilnya dicapai secara tak jujur menurut beberapa kalangan).Republik ini tercengang saat heboh heboh masalah Kriminalisasi KPK (AA pun diranikan),beberapa pihak menyangsikan akan kebenaran Kasus AA sang Ketua KPK.Ditengah Evoria Rakyat yang demikian percayanya pada KPK yang selama itu memang menununjukan Prestasi harus pula denga ihklas menerima kenyataan.Kasus BESAR PERAMPOKAN Bank Century pun terkuak ,kasus Century hingga saat ini belum terungkap .Aneh untuk sebuah kasus yang ternyata adalah sebuah KONSPIRASI Kepentingan oleh kelompok tertentu,syah syah saja jika banyak pihak mengkaitkan dengan DANA KAMPANYE SBY-BUDIONO.Betapa tidak praktek Pemilukada yang berlansung calon pimpinan daerahpun secara berjenjang mengeluarkan Dana Kampanye Puluhan Milyard tak terbayang Besaran Dana Kampanye Presiden.Sejalan hal ribut ribut KPK muncul Personifikasi "Cecak dan Buaya" yang kemudian berujung pada "tiupan peluit sang jendral Susno Duaji.Nama Baru Muncul Gayus Tambunan sang Primadona Mafia Pajak dan Badan yang terbentuk oleh niat "Katakan TIDAK untuk Korupsi" oleh SBY Satgas Mafia Hukum.Nama Ketua partai Golkar pun terangkat oleh OPINI yang muncul karena Pengakuan Gayus menerima uang jasa yang cukup fantastis.Kasus HUKUM dari masalah masalah ini tak terbendung semuanya ditarik ke rana POLITIK,akhirnya semuapun ngambang dan RAKYAT menjadi penonton di Panggung SENAYAN dengan berbagai alasan dan hal hal yang menggelikan.Hasil keputusan Paripurna DPR RI memilih Opsi C Kasus Bank Century untuk ditindak lanjutkan oleh penegak Hukum dan KPK.Sampai saat ini tak ada kejelasan proses hukumnya dan bahkan dibenturkan dengan Kasus Gayus sebagai sebuah nilai "Tawaran Politik",kekuatan Politik beradu dan sekali lagi RAKYAT menjadi penonton Panggung Dagelan Senayan.Hingga Kasus Pelesiran GAYUS tertangkap camera sedang berlibur di pulau Dewata dikaitkan dengan Ical Bakri yang nonton karena kebetulan hobby Tenis.Kasus terakhir ini tak menyentuh substansi Hukum (Gayus gate) tapi telah menjadikan berbagai pihak merasa dirugikan serta ketidak adilan HUKUM.

http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2009/10/28/83171/Kontrak-Politik-SBY-Berisi-Larangan-Membongkar-Skandal-Century

Arus Demo : "Jika engkau membiarkan seorang Wanita dipasang taring dan dianiaya publik atas kepentinganmu,maka kau bukan LAKI LAKI".

Ingat Sri Mulyani Indrawati,(SMI) lengser dengan tangisan diantara desakan HUKUM dan RAKYAT yang menghujat kebijakannya mengelontorkan UANG 6,7 Trilyun.Hasil rekomendasi paripurnapun disetujui oleh sebagian besar merela yang berkantor di Senayan Sri Mulyani dan Budiono ada diantara nama nama yang "diduga" harus diperiksa terkait Century Gate.SBY mengatakan Kebijakan tak dapat diadili,SMI pun di Eksport ke World Bank, Prestisius tapi ini bukanlah apa apa RAKYAT menilai ini adalah Praktek TOPENG Monyet.

Arus Demo : " Kriminalisasi KPK" Mengapa anda diam,pak Presiden ?

Semua memahami akan adanya upaya mengkriminalisasikan KPK ,dimulai dengan "MeRANIkan Antasari",Betapa tidak berbagai kejanggalan dalam Fakta sidang "antara Proyektil Peluru dan Pistol tak ada kecocokan",Bahkan Pistol rusakpun seakan di benarkan untuk sebuah Dagelan.Arus kriminalisasi KPK hingga saat ini terjadi,Kasus Bibit Chandra,antara Deponeering dan Konsekwensi HUKUM.Pemilihan Ketua KPK yang menyerap dana milyaran rupiah hingga saat ini Ketua Terpilih belum dilantik.Catatan Miring tentang Fakta fakta tak ada keadilan para Koruptor,Remisi dan pembebasan,RAKYAT,Mahasiswapun berdemo karena banyak hal korupsi tak dicermati secara serius.

Arus Demo : Rakyat Jogyakarta menggugat.

Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang kelanjutan pembahasan rancangan UU status keistimewaan Yogyakarta dalam rapat kabinet beberapa waktu yang lalu mengundang reaksi keras dari masyarakat luas, khususnya warga DIY.

Reaksi serupa sebenarnya sudah muncul sejak wacana keistimewaan Yogyakarta hendak diatur kembali dalam UU yang baru beberapa tahun sebelumnya. Pada intinya masyarakat menganggap masalah keistimewaan Yogyakarta sudah final dan tidak perlu dibicarakan kembali. Upaya penghapusan terhadap keistimewaan itu dianggap sebagai pengingkaran dan pengkhianatan terhadap sejarah, khususnya peran Sultan HB IX selama masa-masa awal berdirinya Republik ini.

Sementara rakyat Jogya merenung atas pernyataan SBY,beberapa Politisi Partai Demokrat menggelinding Issue yang tak "sopan",bahkan terkesan kelewatan dan hanya (NATO) Ngomong Asal Tanpa Otak.Mubarok dengan Arogansi ala mubarok demikian pula Ruhut dengan membanggakan Amerika,saya sangat mencurigai pemikiran dua orang ini ( Mubarok & Ruhut) karena apapun yang diucapkan mereka SBY tetap diam.

Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku siap meladeni tantangan rakyat Yogyakarta, baik untuk berdebat, beradu konsep maupun unjuk kekuatan. "Aku siap ladeni tantangan mereka. Undang saya, pasti aku akan datang ke Yogja. Aku hadapi mereka," tandas Ruhut kepada INILAH.COM, Rabu (15/12/2010).

Bagi Ruhut, tak pernah ada cerita takut dan ciut nyali untuk berdebat dengan siapapun. "Saya ke Jakarta dari Medan nyebrang laut. Orang Yogja cuma naik kereta ke Jakarta. Jadi nggak ada takut bagi orang Medan kalau cuma debat. Di mana saja ayo, aku siap," tukasnya.

Anggota Komisi III DPR ini kembali menegaskan cara-cara yang dipakai para pendemo di depan DPRD DIY seperti cara-cara PKI. "Mereka memaksakan kehendak. Nama Pak SBY diplintir, apa itu bukan gaya-gaya PKI?," tanyanya.

Kalimat ini adalah pernyataan konyol dan sangat menyedihkan untuk diucap mungkin spanduk "SBY" (Sumber Bencana Yokya) yang dimaksud,tapi lucu sehari sebelumnya huruf "J" dan "Y", tak menjadikannya geram.Apakah Gorbachev akan mengiyakan kesimpulan saya tentang manusia aneh dan tak ada otaknya ini? bagaimana tidak RUHUT seakan ada punya PELINDUNG dan punya Frame yang sama untuk merusak tatanan NKRI melontarkan pernyataan yang dapat menyulut rasa kebencian.http://www.inilah.com/read/detail/1059922/ruhut-siap-ladeni-tantangan-rakyat-yogya .

Sementara Menteri Dalam Negri bersikukuh pada sisi yang bertentangan dengan Rakyat Jogyakarta ,jadi siapakah yang DEMOKRATIS?.Negri ini sudah penat jeritan jeritan ketidak adilan akankah menjadi gumpalan kekecewaan ?.

"Alam menyapa ,Jogyapun menjawab,negri meradang,akankah terjadi Kerusuhan POLITIK Tahun Depan? Adakah nasib baik SBY diantara kata kata "Sombong dan asal bunyi RUHUT"...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar